by. Aisyah liya z
Angin sore yang menyapu wajahku, suasana yang tenang, kini aku berada di danau Alster kota hamburg, aku berjalan jalan menikmati suasana yang tidak begitu ramai disore hari, setelah puas untuk berjalan jalan di tepi danau kini aku berjalan menuju mobil untuk mengambil peralatan lukis yang telah ku siapkan. dibawah pohon yang rindang aku mulai menata peralatan lukisan ku, kini aku akan melukis danau alster, dengan hati hati aku menuang car warna pada palet kesayanganku, dan aku mulai melukis danau alster diatas canvas dengan suasana angina sore dan lantunan musik yang ku putar, kini aku merasa asik dalam duniaku seakan aku berada didalam lukisan ku hingga “lukisan yang bagus” suara lelaki yang tidak kukenal, saat itu aku terkejut dan bingung, siapa dia?
“ah, iya terimakasih” jawabku untuk pujiannya “apakah saya boleh duduk disini?” tanya nya dengan menunjuk tempat yang kosong disebelahku “boleh, silahkan” jawabku, “Dirga” ia memperkenalkan namanya dengan mengangkat tangan kanannya “Aiza” kini aku juga memperkenalkan namaku dan menjabat tangannya “Aiza? Nama yang unik” unik katanya “terimakasih” jawabku untuk pujiannya yang kedua kali ia lontarkan, akupun mulai melanjutkan lukisanku dengan perasaan yang bingung.
lukisan danau alster ini telah ku selesaikan, “mau ikut saya berkeliling danau alster, sambil menunggu lukisan anda kering?” tawarnya, mungkin ia melihat diriku yang bingung ingin melakukan apa setelah melukis. Aku berfikir jika aku menunggu disini mungkin aku akan merasa bosan, manusia mana yang mau menunggu hasil lukisannya kering tanpa melakukan aktifitas apapun. “boleh” aku pun menerima tawaran yang ditawarkan oleh dirga “tapi apakah anda ingin menunggu? saya harus membereskan peralatan ini terlebih dahulu” mintaku “dengan senang hati saya akan menunggu” jawabnya, dan akupun mulai membereskan peralatan lukisku dan membersihkan tanganku yang terkena cat.
“sudah selesai?” tanyanya “sudah” jawabku, Dirga dan Aiza pun mulai berjalan jalan ditepi danau. “setiap sore saya selalu kesini” jelas Dirga, akupun langsung menoleh dan memerhatikan lawan bicaraku itu, “untuk menghilangkan rasa penat setelah bekerja seharian” lanjutnya. “sama aku jug- eh” aku pun langsung reflek menutup mulut ku menggunakan kedua tangan ku “maaf maksudnya saya juga,hehe” jelasku. “hahaha, iya tidak apa apa” jawabnya sambil tertawa .
Langit sore yang tadinya berwarna biru kini berubah menjadi orange, akupun berhenti sejenak untuk menikmati sunset saat itu, Dirga pun ikut berhenti dan menikmati suasana itu. “cantik” gumanku. “sudah hampir gelap, terimakasih telah mengajak saya berkeliling saya pamit dulu kalau begitu” ucapku. “baiklah, hati hati di jalan” ucap Dirga, aku pun berjalan menuju mobil yang telah ku parkirkan tadi sore.
hari ini terasa begitu menyenangkan bertemu dengan Dirga membuatku sangat antusias untuk menjalankan kehidupan di esok hari.
14 Juli 2022
sore ini aku mengunjungi danau alster aku berjalan jalan disekitar danau, “bukannya itu dirga ya?” guman ku, aku pun mulai mendekati sosok yang mirip seperti dirga dan ternyata itu memang dirga. “eh Dirga, ketemu lagi kita” sapa ku dengan semangat. Dirga yang tadinya sedang melihat danau kini menoleh ke arahku dengan wajah sedikit terkejut. “eh Aiza, kesini lagi?” tanyanya, “iya, capek mikirin kerjaan” jawabku dengan ekspresi wajah sedikit tertekuk. “jalan jalan sekitar sini yuk, hitung hitung ngurangin stress, saya lihat anda juga tadi sedang melamun” ucapku mengajak Dirga untuk berkeliling danau alster, “boleh” jawab dirga. Disepanjang jalan Aiza dan Dirga berbagi cerita tentang hari ini. Langit pun mulai gelap dan kita berpamitan untuk pulang.
5 Agustus 2022
Hari hariku telah dipenuhi dengan berkunjung di danau alster dan bertemu dengan Dirga, hari ini mungkin hari ke 23 ku bertemu dirga setelah pertama kali bertemu dengannya. sore ini aku sangat ingin sekali bertemu dengan nya, akupun mengirim pesan jika aku ingin sekali bertemu dengan nya tetapi Dirga tidak membalas pesan tersebut, setelah sampai di danau aku langsung mencarinya, tetapi aku tidak menemukan nya aku menunggu nya hingga malam pun tiba Dirga tidak datang ke Danau alster. Mungkin ia sedang sibuk dengan pekerjaan nya sehingga tidak bisa datang.
6 Agustus 2022
Sore ini aku datang lagi ke danau, aku datang kesini untuk mencari Dirga. Berkeliling danau untuk mencarinya tetapi aku tidak menemukanya, akupun bertanya kepada orang yang selalu membersihkan tepi sungai tapi mereka juga tidak melihatnya 2 hari belakangan ini. Aiza pun mulai panik, ia mengeluarkan handphone dan langsung menghubungi Dirga namun hasilnya Dirga tidak dapat di hubungi.
Aiza terus mencari keberadaan Dirga namun disaat ia sedang mencarinya ia terjatuh lemas dan tidak sadarkan diri. Aiza terbangun di atas kasur rumah sakit,rumah sakit tersebut terletak di sebelah danau alster. tuk….tuk…. suara ketukan pintu terdengar di telinga Aiza “Aiza shanikara” dokter tersebut mengucapkan namaku, “saya sendiri dok” jawabku “apakah kamu tinggal bersama dengan orang tua mu?” tanya dokter tersebut, “tidak dok saya tinggal sediri, apa apa dok? Apakah ada masalah yang serius dengan tubuh saya” aku merasa sedikit cemas, raut wajah dokter tersebut cemas saat “kamu mengidap kanker otak stadium 2” ucap dokter tersebut dengan hati yang sangat berat, aku pun terkejut mendengarnya aku bingung perasaan bingung dan takut pun datang secara bersamaan. Aiza pun menghabiskan hari harinya berada di rumah sakit, ia selalu memandangi danau alster yang terlihat dari jendela kamar rumah sakit .
5 Mei 2023
Aiza sedang mengerjakan pekerjaan kantor yang diberikan oleh atasan nya, tiba tiba penglihatan nya kabur, ia tidak bisa melihat sekitar semua yang ia lihat menjadi buram dan akhirnya dia terjatuh tidak sadarkan diri, teman teman kantor nya pun panik dan cepat membawanya kerumah sakit. Aiza terbangun dan dokter langsung mengecek kondisi Aiza setelah ia sadar. Aiza pun sudah tidak bingun dengan suasana ini, ia sudah terbiasa dengan suasana tersebut. “bagaimana dok?” tanyaku kepada dokter ,
“setelah dilihat dari hasil lab, kanker otak kamu saat ini sudah mencapai stadium 4” jelas dokter tersebut. Akupun sudah tidak bisa apa apa lagi, hidup ini sudah terasa tidak ada apa apa nya menurutku.
8 Mei 2023
Dika adalah teman masa kecil Aiza, ia selalu menemani Aiza saat mengidap kanker otak. Dika melihat Aiza bergerak dengan tidak pasti seolah seperti sedang berada dalam kondisi yang tidak baik. Dengan cepat ia menekan tombol untuk memanggil perawat dan dokter karena Aiza tiba tiba kejang. Ia masih setia menuggu perkembangan Aiza yang secara tiba tiba juga menunjukan perubahan yang drastis,entah kenapa perempuan itu mendadak drop terlebih lagi dengan kejang yang jarang menyerangnya. Ia menunggu dokter yang tengah berusah untuk membuat Aiza bangun atau setidaknya kembali normal seperti sebelumnya. Segala cara sudah dokter lakukan untuk bisa membuat Aiza lebih baik dari sebelumnya.
Suara alat detak jantung Aiza mendadak berbunyi nyaring, membuat Dika dan orang tua Aiza menoleh dan berlari menuju asal suara. Jantung Dika terasa sangat sakit seperti ditusuk oleh pisau. 8 Mei tepat pukul 8 malam, malaikat telah datang menjemput Aiza untuk pulang.
Hingga Aiza menutup usianya ia belum juga menemuka Dirga, ia selalu mencari Dirga. Kini ia akan selalu abadi didalam hati Aiza. Danau alster menjadi saksi ketika mereka bercanda tawa dan bertukar cerita, Kini telah tinggal kenangannya.